Jumat, 13 April 2012

Idiom dan Peribahasa


1.       Ungkapan atau idiom
Ungkapan atau idiom ialah bentuk bahasa berupa gabungan kata (frase) yang maknanya sudah menyatu dan tidak dapat ditafsirkan dengan unsure yang membentuknya.
Dalam bahasa Indonesia, idiom dibagai atas beberapa jenis sebagai berikut.
          a.         Idiom dengan menyebutkan bagian tubuh
Contoh:
·         Selesaikanlah masalah itu dengan kepala dingin !
        (kepala dingin = pikiran yang tenang)
·         Aji kelihatan berat hati meninggalkan tanah kelahirannya.
        (berat hati=bimbang)
         b.         Idiom yang berhubungan dengan indra.
Contoh:
·         Jangan bermuka masam terus nanti kelihatan tua!
                (bermuka masam = murung)
·         Semenjak perusahaannya mengalami kebangkrutan, dia kelihatan sempit hati.
                (sempit hati = lekas marah)
          c.          Idiom dengan nama warna
Contoh:
·         Gadis itu tampak merah muka jika bertmu pemuda idamannya.
                (merah muka= teripu malu)
·         Kasus pencurian kemarin diajukan ke meja hijau.
                (meja hijau = pengadilan )
         d.         Idiom dengan nama benda-benda alam
Contoh:
·         Sekarang keluarga Pak Harun jadi bumi langit di kampung ini.
                (bumi langit = orang yang sering diharapkan pertolongannya)
·         Karena salah air, anak itu jadi nakal.
                (salah air = salah didikan)
         e.         Idiom dengan nama binatang
Contoh:
·         Fandi selalu jadi kambing hitam di kampungnya.
                (kambing hitam = orang yang dipersalahakan)
·         Karena berotak udang, Diding sering tidak naik kelas.
                (otak udang = bodoh)
          f.          Idiom dengan nama bagian tumbuhan
Contoh:
·         Semenjak musibah itu Hendi hidup sebatang kara
                (sebatang kara = hidup sendiri)
·         Buku ini merupakan buah pena penulis yang sangat dikagumi banyak orang
                (buah pena = karangan)
          g.         Idiom dengan nama bilangan
Contoh:
·         Kita harus bersatu padu jika ingin menang dalam pertandingan nanti.
                (bersatu padu = benar-benar bersatu)
·         Karya seni ini tiada duanya di negeri ini.
                (tiada duanya = tiada bandingnya)

2.       Peribahasa
Peribahasa adalah bahasa berkias atau kelompok kata yang tetap susunannya.
Peribahasa dalam bahasa Indonesia dibagi atas pepatah, perumpamaan, Ibarat, tamsil,  dan pameo.
          a.         Pepatah
Pepatah ialah kiasan yang tepat dan langsung untuk mematahkan pembicaraan seseorang.
Contoh:
·         Tong kosong nayaring bunyinya.
                (orang yang banyak bicara biasanya kurang berilmu)
·         Anjing menyalak biasanya tidak akan menggigit.
                (orang yang banyak bicara biasanya tidak membahayakan)
         b.         Perumpamaan
Perumpamaan ilah kalimat yang mengumpamakan atau memisalkan pekerti, keadaan, kejelitaan atau budi seseorang dengan alam sekitar.
Contoh:
·         Seperti kerbau dicocok hidung.
                (Orang yang menurut saja diprlakukan apapun oleh orang lain)
·         Bagai air di daun talas.
                (orang yang tidak tetap pndiriannya)
          c.          Ibarat
Ibarat ialah perumpamaan yang lebih tegas daripada perumpamaan biasa, karena diberi penjelasan lebih lanjut.
Contoh:
·         Ibarat bunga, segar dipakai layu dibuang
                (Sesuatu yang dihargai hanya pada waktu memerlukan saja)
·         Bagai kerakap yang hidup di batu, hidup segan mati tak mau.
                (Orang yang hidupnya sangat merana)
         d.         Tamsil
Tamsil ialah perumpamaan yang berima dan berirama
Contoh:
·         Tua-tua keladi, makin tua makin jadi.
                (Orang yang makin tua usianya, makin brtabiat seperti ana muda)
·         Ada ubi ada talas ada budi ada balas
                (Tiap berbuatan seseorang akan mendapatkan balasan)
         e.         Pemeo
Pemeo ialah kalimat pendek yang pada mulanya diucapkan oleh seorang saja, tetapi pada suatu waktu ditiru oleh orang banyak dan akhirnya menjadi umum serta digunakan sebagai semboyan.
Contoh:
·         Sekali merdeka tetap merdeka
                (mempertahankan kemerdekaan sampai titik darah penghabisan)
·         Patah tumbuh hilang berganti
                (selalu ada penerus baru bagi generasi pendahulu)