Selasa, 25 Oktober 2016

Amplop Merah Putih Biru





Di era lampau kehadiran surat begitu membumi. Sebelum hadirnya jaringan internet ketenaran media surat begitu lekat dengan masyarakat.  Sehingga di era itu muncullah istilah sahabat pena, yakni sahabat yang terjalin lewat jalinan hubungan surat menyurat.

Surat sangat erat dengan hadirnya amplop dan juga perangko, mereka ibarat sahabat erat, tugas amplop melindungi surat adalah isi hati dan perangko adalah alat perekat yang melazimkan perintah kepada kantor Pos untuk mengirimkan ke tempat tujuan.

Di tulisan ini sengaja saya membatasi  khususon masalah amplop. Ya, ada masalah yang muncul dari sebuah amplop! Masalah itu muncul ketika saya melihat tumpukan tugas anak di meja kerja saya, dan wow saya baru sadar ternyata amplop-ampop yang sering kita pakai kesemuanya bercorak bendera negara Prancis. Apa iya? Ya sih,


Untuk menjawab fakta tersebut mari kita simak perjalanan panjang amplop..


Sobat,….!!
Menurut buku The History of Envelopes karya Maynard H Benjamin, amplop pertama kali digunakan oleh bangsa Babilonia pada ABAD 20 SM. Saat itu pula fungsi amplop tidak seperti sekarang, amplop belum digunakan dalam dunia surat-menyurat, melainkan digunakan untuk menyimpan catatan dan dokumen-dokumen penting. Anehnya lagi di zaman itu amplop terbuat dari tanah liat dan ga bisa dilipat. Aneh juga ya?

Kemudian, menurut sejarah pula, amplop kertas baru dikenal pada tahun 1775. Saat itu dunia pos di Eropa dan Amerika menggunakan kertas yang dilipat untuk membungkus surat yang akan dikirimkan oleh warganya. Amplop dengan model seperti ini digunakan sampai sekitar tahun 1839.

Baru pada tahun 1840 Ratu Victoria mendorong adanya reformasi dalam dunia pos. Reformasi ini di pimpin oleh Rowland Hill, dan dari sinilah amplop modern dimulai. Pada tahun itulah pemerintah Inggris mengadakan kontes pembuatan amplop guna penyempurnaan kegiatan surat-menyurat. Sehingga munculah ide (1) Ongkos kirim surat harus terjangkau oleh publik. Ongkos kirim yang murah diharapkan akan semakin banyak orang berkirim surat, dan semakin banyak uang masuk ke kas pemerintah. (2) Untuk meningkatkan jumlah pengirim surat, tarif pos harus seragam, tanpa diperhitungkan jarak tempuh pengiriman surat. (3) Untuk menghindari berbagai masalah pengiriman, ongkos kirim harus dibayar di muka. Caranya dengan menempelkan secarik kertas kecil, namanya prangko.

Sobat,
Demikian sedikit ulasan sejarah amplop yang dirangkum dari berbagai sumber, namun pertanyaan mengenai asal usul warna merah, putih, dan biru belum juga terjawab.

Lalu, jikalau boleh menduga-duga mengenai asal usul warna surat yang beredar di Indonesia. Penulis berpendapat, bahwa warna-warna yang ada kemungkinan, tak lepas dari sejarah masa kolonial yang berlangsung lama. Dan bisa jadi pengaruh warna warna itu disebabkan pengaruh dari warna bendera Belanda atau Prancis (silakan cek sejarah penjajahan Prancis atas Belanda-Pada 1809, Republik Bataaf dihapus, dan kekuasaan Napoleon diberikan kepada saudaranya, Louis Napoleon, kemudian Louis Napoleon inilah yang mengangkat seorang tiran, bernama Herman Willem Daendels untuk memerintah di Nusantara menggantikan VOC yang bubar pada 31 Desember 1799.