Rabu, 30 November 2016

Mengenal Asal-usul Mangkuk Cap Ayam

https://ajisangguru.blogspot.co.id/?m=1
Bukan saja fenomenal, namun faktanya pernah juga mangkuk ini menjadi mangkuk terpopuler sejak zaman mbah-mbah kita masih muda (bahkan di rumah ibu mertua saya ada banyak mangkuk jenis ini, entahlah apa sebabnya), lebih-lebih ketika salah satu brand bumbu penyedap rasa pernah menjadikan mangkuk ini sebagai hadiah (sungguh marketing ala Indonesia).
Yang menjadi lebih fenomenal lagi ketika sempat melihat film lawas yang dibintangi Stephen Cow , Kungfu Hustle, di salah satu scane film ini mangkuk ini juga muncul.

Meskipun fenomenal, saya sendiri tidak sempat memperhatikan detil dengan saksama di setiap lekuknya, dan ternyata eh ternyata di pantat mangkuk ini kita bisa membaca sebuah tulisan kecil berwarna hitam yang bertuliskan made ini China.
Jika diperhatkan dengan saksama di mangkuk yang memiliki latar warna putih terdapat gambar ayam jantan berwarna hitam dengan jengger warna merah, serta gambar bunga lengkap dengan daunnya sekilas mirip dengan ayam khas yang populer di daerah Asia Tenggara, bukannya ayam khas Cina.
Namun faktanya justru mangkuk yang memiliki diameter atas = 16.5 cm, diameter bawah = 9 cm tinggi = 6 cm banyak diimpor dari negeri tirai bamboo.

Terlepas dari asal muasal sumber inspirasi gambar ayam pada mangkuk bakso mari sekilas kita lihat berbagai catatan arkeologi berkaitan dengan hewan ini.
Simbol ayam, menurut catatan telah lama digunakan bangsa Cina kuno, hal terbukti dengan ditemukannya peninggalan Dinasti Ming berusia ratusan tahun dengan gambar ayam (sumber cek youtube: Rekor Pelelangan Mangkuk Ayam Termahal di Dunia).
Dari sini kita bisa menduga asal muasal inspirasi magkuk ayam berasal dari bangsa cina. Meskipun demikian bebarapa penelitian mengatakan asal muasal nenek moyang ayam berasal dari Asia Tenggara, yakni negeri gajah putih. Negeri Gajah Putih dianggap sebagai asal muasal ayam.

Dan konon ayam hutan merah Gallus gallus ada di negeri Thailand pada tahun 8000 SM. Menyusul berikutnya pada tahun 5300 – 4300 SM, pada periode ini telihat adanya artefak atau fosil ayam di Negara cina.
Selanjutnya menyusul pada tahun 2500-3000 SM di ilembah Indus, India ayam juga dipelihara pada yang tergambar dari stempel kerajaan bergambar ayam pada masa Mahenjo – Daro).
Selain tiga temuan yang telah disebutkan temuan yang lebih muda usianya ditemukan juga di situs kuno raja-raja di makam Tur – anch amun (16-15 SM), menyusul juga di eropa pada tahun 481 SM, serta di Yunani pada tahun 409 (sumber cek Trubus Exo)

Terlepas dari asal muasal dari mana gambar ayam yang terdapat di mangkuk mi ayam dan bakso, di masa-masa sekarang ayam merupakan hewan ternak yang erat hubungannya dengan gizi anak Indonesia, maka dari itu marilah kita dukung upaya-upaya dari stakeholder untuk menstabilkan harga daging ayam dan juga pakan ayam di negeri ini (simpulan nggak yambung ya).
Semoga ke depannya peningkatan gizi anak Indonesia dapat di mulai dari ayam. Semoga pula perekonomian di era Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) bisa stabil dan mendukung anak bangsa maju berkembang sehingga dengannya rejeki anak bangsa tidak dipatok ayam-ayam asing. Wallahu’alam.
https://ajisangguru.blogspot.co.id/?m=1

Sabtu, 26 November 2016

Teknik Menulis Puisi

Unsur Pembentuk Puisi
A. Struktur Fisik Puisi
   1. Diksi
   2. Bahasa Figuratif/ Majas
   3. Kata Kongrit
   4. Citraan/ Pengimajian
   5. Versifikasi (Rima dan Ritma)
   6. Wujud Visual (tata wajah) Puisi : pembaitan, pungtuasi, tipografi, enjabemen

B. Struktur Batin Puisi
   1. Tema
   2. Nada
   3. Suasana
   4. Amanat

Teknik Menulis Puisi
A. Teknik Meniru (Copy The Master)
B. Teknik Keinginan
C. Teknik Awali dari Mimpi
D. Teknik Mengibaratkan
E. Teknik Bersumber pada Alam
F. Teknik Menjelma Sesuatu
G Teknik Menuliskan Suara
H. Teknik Penggambaran
I. Teknik Narasi

Proses Kreatif Penulisan Puisi
A. Mencari Ide
B. Mengedepankan atau Merenungkan Ide
C. Penulisan
D. Editing dan Revisi

Daftar Pustaka : 
Wardoyo, Sigit Mangun. 2013. Teknik Menulis Puisi : Panduan Menulis Puisi untuk Siswa,                            Mahasiswa, Guru dan Dosen. Yogyakarta: Graha Ilmu