Senin, 19 Desember 2016

Ritual Doa dalam Pandangan Al Qur’an dan As Sunnah

Oleh : Syaikh Muhammad bin Ibrahim Al Hamd Hafidzahullahu Ta'ala
Adalah mustahil seorang insan merasa cukup tanpa doa!
Alangkah butuhnya seorang pemimpin akan doa, agar Allah Azza wa Jalla menolongnya berbuat adil terhadap rakyatnya kemudian mengokohkan wibanya.
Alangkah butuhnya seorang dai akan doa, agar Allah Azza wa Jalla memberikan taufik padanya tetap istiqomah di atas ilmu, kebenaran dan kesabaran serta umat menerima dakwahnya.
Alangkah butuhnya si sakit akan doanya, agar Allah Azza wa Jalla memberikan kesembuhan, menghilangkan penderitaan dan mengkaruniakan kesehatan kepadanya.
Alangkah butuhnya si ibu dan pendidik akan doa, agar Allah Azza wa Jalla menjadikan putra-putri dan anak didiknya menjadi anak yang shaleh serta sukses dunia akhiratnya.
Alangkah butuhnya seorang hamba akan doa, agar Allah Azza wa Jalla senantiasa memberikan taufik padanya beramal shaleh, berucap yang baik dan benar, mengampuni kesalahannya serta menyelamatkan dari fitnah hidup setelah kematiannya.
Alangkah butuhnya kita semua akan doa, agar Allah Azza wa Jalla menyurahkan rahmat, kasih sayang, ampunan, rizki, kelemahlembutan dan kebaikan-Nya pada kita.
Demikian dharuri kebutuhan ini sehingga setiap insane tak akan mampu dan taka akan tenang hidupnya tanpa belas kasih dan permohonan kebaikan pada Rabbnya. Setelah melalui upaya takwa, kita bertawakal pada-Nya mengarapkan terkabulnya dia-doa kita.
Kemudian kita ingat janji Allah Azza wa Jalla :وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
Dan Rabbmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan bagi Kalian.”
Dikutip dari buku :
“Ritual Doa dalam Pandangan Al Qur’an dan As Sunnah”, Penerbit Cahaya Tauhid Press, Malang.