Kamis, 29 November 2012

Nasihat Mas Bejo Kepada Istrinya, Puisi Nasihat

Sebuah renungan :
Duhai Adinda janganlah engkau bermuram durja
Hanya karna nasi tak ada di meja
Duhai Adinda janganlah engkau berkecil hati
Dengan kemiskinan yang membelit diri
Duhai Adinda yang kucinta karena perhiasan iman dan taqwa,
Sungguh apa yang menimpa kita hari ini
Bukanlah karena kita malas bekerja
Bukan pula salah penguasa
Namun yakinlah Adinda
Ini tak lebih dari cobaan hidup yang musti kita jalani
Duhai Adinda yang berakhlak mulia
Bukankah engkau yakin hari berbangkit
Bukankah engkau mengimani keadilan Pencipta
Bukankah pernah kita dengar bersama sabda Rasulullah anutan kita:
Beliau pernah bersabda:
Pada hari kiamat nanti akan didatangkan penduduk neraka yang ketika di dunia adalah orang yang paling (banyak) merasakan kesenangan. Kemudian dia dicelupkan di dalam neraka sekali, lalu dia ditanya : ‘Wahai anak Adam, apakah kamu pernah melihat kebaikan sebelum ini? Apakah kamu pernah merasakan kenikmatan sebelum ini?’ Maka dia berkata : ‘Tidak, demi Allah ya Rabb!’. Dan didatangkan pula seorang penduduk surga yang ketika di dunia adalah orang yang paling merasakan kesusahan. Kemudian dia dicelupkan ke dalam surga sekali. Lalu dia ditanya : ‘Wahai anak Adam, apakah kamu pernah merasakan kesusahan sebelum ini?’ Maka dia berkata, ‘Tidak, demi Allah ya Rabb! Aku belum pernah merasakan kesusahan sama sekali dan aku tidak pernah melihat kesulitan sama sekali.”(HR. Muslim).
Jawaban dari Istri yang Sabar:
Duhai kakanda yang kucinta karena perhiasan iman dan taqwa,
Mulai hari ini engkau akan dapati diri Adinda akan senantiasa sabar
Duhai kakanda yang kucinta penuhilah permohonan Adinda
Jadilah nahkoda bagi behtera kita
Duhai Kakanda
Istiqomahlah engkau kendalikan kemudi
Bawalah behtera ini berlayar menuju pulau surga yang dinanti
# Puisi ini aku dedikasikan untuk sahabatku orang-orang pinggiran yang miskin harta namun kaya hati

# Semoga tidak ada lagi orang-orang yang menjual keyakinannya hanya demi sekardus mi instan

# Link Kajian Islam


ANTARA SERBA SERBI TANGISAN MANUSIA DAN TANGISAN RASULULLAH


Siapa di antara Sobat yang tidak pernah menangis. Menangis entah karena sedih, menangis karena bahagia, atau bisa jadi menangis karena perasaan lega.


Sobat,menangis bukan saja sebagai suatu pertanda bahwa kita sedang bersedih loh, namun banyak hal yang dapat menyebabkan kita menangis. Umumnya kita menangis karena dua sebab yaitu, karena perasaan kita yang tersentuh secara batin, dan juga menangis karena sakit fisik yang kita derita.

Pokoknya boleh dech air mata tertumpah, asal ada sebab yang jelas dan masuk akal. He..he. Dan jangan sampai nangis karena sebab yang nggak jelas, bias-bisa kita dikira sakit saraf…he..he

Oh ya, jika Sobat mengangkap tangisan tanda kelemahan itu, bisa jadi benar bisa jadi salah….ya tergantung sih dari perspektif mana Sobat memandang…..serta sebab apa yang menyebabkan Kalian menangis…he..he

Selanjutnya menyoal judul yang saya bawakan (ANTARA SERBA SERBI TANGISAN MANUSIA DAN TANGISAN RASULULLAH) mari kita menyimak suatu hal luar biasa yang dicontohkan Rasulullah Muhammad Shollahu’alaihi wa Sallam yang berkenaan dengan tangisan Beliau. Bagaimana Beliau menangis dan apa seba-sebabnya.  Ini sengaja saya kutip dari Ebook terjemahan : Sehari Di Kediaman Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam

Sobat tahukah Kalian ternyata Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam juga pernah menangis, padahal dunia berada dalam genggamannya jika Beliau menghendaki. Dan Surga ada di hadapan Beliau, sementara beliau berada di tempat yang paling tinggi di dalamnya. Benar, Beliau memang sering menangis, sebagaimana tangisan seorang hamba ahli ibadah. Beliau menangis di dalam shalat tatkala bermunajat kepada Rabb Subhannahu wa Ta'ala . Beliau juga menangis ketika mendengarkan tilawah Al-Quran. Tangisan yang bersumber dari kelembutan hati dan ketulusan nurani serta dari ma'rifat keagungan Allah Subhannahu wa Ta'ala .

Kalau Sobat penasaran simak ya beberapa riwayat berikut
Dari Mutharrif –yakni bin Abdillah bin Asy Syikhkhir- dari bapaknya –yakni Abdullah bin Asy Syikhkhir Radhiallaahuanhu -ia berkata:  Aku datang menemui Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam ketika beliau sedang shalat. Dari rongga dada beliau keluar suara seperti bunyi air yang tengah mendidih di dalam kuali, disebabkan tangis beliau." (HR. Abu Daud)

Abdullah bin Mas'ud Radhiallaahu anhu menuturkan: "Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam pernah berkata kepadaku: "Bacalah Al-Qur'an untukku" aku berkata: "Wahai Rasulullah, apakah aku yang harus membacanya, sedangkan Al-Qur'an itu diturunkan kepadamu?" beliau menimpali: "Aku lebih suka mendengarkannya dari orang lain." Akupun membacakan surat An-Nisaa' untuk beliau. Hingga telah sampai pada ayat: "Maka bagaimanakah (halnya orang-orang tidak beriman nanti), apabila kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu)." (QS. An-Nisa: 41) Aku lihat air mata beliau menetes." (HR. Al-Bukhari)

Cobalah perhatikan uban yang menghiasi rambut beliau. Jumlahnya lebih kurang delapan belas helai di kepala dan janggut beliau. Perhatikanlah Sobat dengan mata hati Kalian, dengarkanlah kisah uban putih tersebut dari penuturan Beliau. Abu Bakar Radhiallaahu ‘anhu pernah bertanya: "Wahai Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam , sungguh Anda telah beruban." Beliau pun menjawab: "Surat Hud, surat Al-Waqi'ah, surat Al-Mursalat, surat 'Amma yatasaa`aluun dan surat Idzasy Syamsu kuwwirat telah menyebabkan aku beruban." (HR. At-Tirmdzi)
Subhanallah, sungguh tangisan Rasul ini bukan tangisan biasa. Tangisan berkualitas. Tangisan seorang insan yang berharap rahmat dari Tuhannya, tangisan karena takut dan harap pada Sang Pencipta.
---------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------
Sebagai tambahan faidah untuk Sobat, sedikit nich saya kutipkan beberapa manfaat menangis yang sengaja saya parafrasakan dari beberapa sumber, mengenai manfaat menangis, simak ya:
Manfaat Pertama
Memberikan kesempatan untuk menyentuh emosi yang lebih dalam. Menangis akan membuat kita tahu sisi lain dari diri sendiri. Secara sadar, pembentukan pola pikir untuk menjadi lebih baik akan mudah terbentuk.
Manfaat Kedua
Manifestasi fisik yang disebabkan oleh emosi internal dan pikiran. Menangis juga merupakan tanda atau respon tubuh terhadap sesuatu dari luar. Ini bukanlah hal yang menyenangkan. Otak mengirimkan sinyal ke tubuh tak terhitung banyaknya, karena suatu alasan. Jadi, biarkan emosi kita keluar, melalui air mata.
Manfaat Ketiga
Menghapus racun. Dengan air mata, secara tidak langsung kita membersihkan debu beracun dan kotoran di mata. Menangis membuat emosi membaik. 
Manfaat Keempat
menangis membantu pelepasan zat kimia stress dari tubuh kita, atau membuat kita merasa lebih baik, juga pertanda dari bayi atas masalah kesehatannya. (menurut ilmuwan masa lampau)
Manfaat Kelima
Pada bayi tangisan itu dapat melebarkan saluran pernafasannya, membuka dan memperkuat urat syaraf.
Manfaat Keenam
Membantu penglihatan. Cairan yang keluar dari mata dapat mencegah dehidrasi pada membran mata yang bisa membuat penglihatan menjadi kabur.
Manfaat Ketujuh
Air mata dapat membunuh bakteri. Di dalam air mata terkandung cairan yang disebut dengan lisozom yang dapat membunuh sekitar 90-95 persen bakteri-bakteri yang tertinggal dari keyboard komputer, pegangan tangga, bersin dan tempat-tempat yang mengandung bakteri, hanya dalam 5 menit.
Manfaat Kedelapan
Air mata juga menjadi sinyal kelemahan, sebuah strategi yang membuat orang lain menjadi lebih dekat dengan kita. Dengan menangis maka bias membangun hubungan pribadi yang lebih kuat dengan orang lain. 
Manfaat Kesembilan
cara cerdas untuk melepaskan beban tubuh manusia yang dapat memberikan kenyamanan demi kesehatan psikis.
Demikanlah sedikit yang dapat saya di share semoga bermanfaat,……….Wallahu’alam
Sumber Referensi




Sumber Referensi
Ebook terjemahan : Sehari Di Kediaman Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam
Terjemahan kitab Miftahu Daar Sa’adah, Ibnu Qayyim Al Jauziyah
 Surakarta, 25 November 2012 17:00

Rabu, 21 November 2012

Melihat Sosok Pemimpin Besar dari Sisi Makanan

sumber: miniblog pribadi

Menurut Anda
Siapakah sosok pemimpin besar yang paling banyak laparnya daripada kenyangnya?
Siapakah sosok pemimpin besar yang paling tawadhu’?
Siapakah sosok pemimpin besar yang paling dermawan?
Siapakah pemimpin yang dengan para sahabatnya mampu (dengan izin allah) menaklukkan dua imperium besar, negara adikuasa persia dan romawi?
Ya, pemimpin besar yang saya maksudkan di sini Dialah Rasulullah, Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam, Suri tauladan yang mulia.
Pada kesempatan kali ini sengaja saya ingin berbagi kepada pembaca sobat kompasianer, mengenai sisi lain kehidupan Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam. Terutama dari sisi sifat makanan yang Beliau makan, yang dari sisi ini tampak ketawadhu’an Beliau terhadap dunia. Hal yang sangat menakjubkan, mungkin, di masa sekarang ini.
Sobat kompasianer,
Untuk lebih jelasnya, mari kita simak penjelasan dari beberapa riwayat berikut ini:
1. ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mengisahkan: “Pada suatu hari, Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam datang menemuiku. Beliau bertanya: “Apakah kamu masih menyimpan makanan?” ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha menjawab: “Tidak ada!” Beliau berkata: “Kalau begitu aku berpuasa.” (HR. Muslim)
2. Dalam sebuah riwayat yang shahih disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan keluarganya pernah selama sebulan atau dua bulan hanya memakan Aswadaan, yaitu kurma dan air. (HR. Bukhari & Muslim)
3. “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan keluarga beliau tidur dalam keadaan lapar selama beberapa malam berturut-turut. Mereka tidak mendapatkan hidangan untuk makan malam. Sedangkan jenis makanan yang sering mereka makan adalah roti yang terbuat dari gandum.” (HR. At-Tirmidzi)
4. “Keluarga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah makan roti gandum sampai kenyang tiga hari berturut-turut semenjak tiba di kota Madinah sampai beliau wafat.” (Muttafaq ‘alaih)
5. “Rasulullah tidak pernah makan siang dan makan malam dengan daging beserta roti kecuali bila menjamu para tamu.” (HR. At-Tirmidzi)
Saudara pembaca sobat kompasianer, perlu kita ketahui, bahwa keadaan Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam seperti itu bukan karena beliau tidak punya atau kekurangan harta. Justru harta melimpah ruah berada dalam genggaman beliau dan harta-harta pilihan diusung ke hadapan beliau. Akan tetapi, Allah Subhanahu wata’ala memilih keadaan yang paling benar dan sempurna bagi Nabi-Nya Subhannahu wa Ta’ala.
‘Uqbah bin Al-Harits berkata:
“Pada suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengimami kami shalat Ashar. Seusai shalat, beliau segera memasuki rumah, tidak lama kemudian beliau keluar kembali. Aku bertanya kepada beliau, atau ada yang bertanya kepada beliau tentang perbuatan beliau itu. Beliau menjawab:
“Aku tadi meninggalkan sebatang emas dari harta sedekah di rumah. Aku tidak ingin emas itu berada di tanganku sampai malam nanti. Karena itulah aku segera membagikannya.” (HR. Muslim) . Kedermawanan yang menakjubkan dan pemberian yang tiada bandingannya hanya dapat dijumpai pada diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam .
Anas bin Malik radhiallahu anhu mengungkapkan: “Setiap kali Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dimintai sesuatu karena Islam, beliau pasti memberinya. Pernah datang menemui beliau seorang laki-laki, lantas beliau memberinya seekor kambing yang digembala di antara dua gunung (kambing yang gemuk). Lelaki itu kembali menemui kaumnya seraya berseru: “Wahai kaumku, masuklah kamu ke dalam Islam! Sesungguhnya Muhammad selalu memenuhi segala permintaan seakan-akan ia tidak takut jatuh miskin.” (HR. Muslim)
Meski dengan kedermawaan dan pemberian yang demikian menakjubkan itu, namun cobalah lihat keadaan diri beliau , Anas bin Malik menuturkannya kepada kita. Ia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah makan hidangan di meja makan hingga beliau wafat, beliau juga tidak pernah makan roti yang terbuat dari gandum halus hingga beliau wafat.” (HR. Al-Bukhari)
Demikian sedikit penjelasan mengenai sosok Rasulullah di dalam mensikapi masalah makanan. Semoga yang sedikit ini dapat meresap di dalam hati sanubari kita , serta mampu mencerahkan hati yang buram karena kurangya rasa syukur. Akhir kata, semoga kita mampu menjadi seorang hamba yang bersyukur di dalam segala keadaan.
“Wallahu ‘alam bishawwab


Udin Pingin Pulang Pagi


Udara panas hari ini begitu mempengaruhi suasana kelas, maklumlah tak ada AC ataupun kipas angin, adanya hanya suara sejuk guru yang ikut membuat suasana lebih dingin. 
Suasana yang panas, membuat sebagian penghuninya ikut gelisah,……nampaknya suasana hari ini benar-benar tidak seperti biasa. Hari ini tampak gaduh..duh..aduh...!!!

Guru : Ada apa Din kok gelisah gitu….
Udin : Ah nggak kok Pak, cuman…..
Guru : Cuman apa Din…..
Udin : Anu Pak…
Guru : Ada apa dengan Anu….
Udin : Gini Pak…..
Guru :Siapa lagi Si Gini….langsung aja kamu ngomong…to the point
Udin : Saya hanya mau tanya Pak, apa benar sih Pak hari ini pulang pagi….??
Guru :Wah kamu ngaco banget Din masak mau pulang pagi,….kalau pulang pagi saya malah kasihan sama kamu dan ortumu lo Din….
Udin : Emang kenapa Pak kok kasihan ama saya dan ortu saya….
(Udin masih terbengong-bengong  mendengar jawaban guru)
Guru : Ya jelas saya kasihan to Din, emang kamu dah ijin ortumu kalau kamu mau pulang pagi….emang kamu dah bawa perlengkapan mandi, lotion anti nyamuk dan bekal makan malam.
Udin : Maksudnya Pak…..
Guru : Lihat tuh Din Pukul berapa sekarang, sekarang kan sudah pukul setengah sebelas siang, lha kalau kamu mau pulang pagi berarti kamu pulangnya besok to…..MAU…..
(Just Kidding)
Udin : ????,ll’l>>>>.
(Gludag)
#Kisah ini bukan sesuatu yang mengada-ngada lo, asli dan ndak dibuat-buat,….hanya saja sedikit dramatisasi di sana-sini….(inspirasi dari pengalaman penulis)
#Istilah pulang pagi untuk menunjuk pulang lebih awal perlu ditinjau ulang………

Antara Gado-Gado, Lotek, Pecel, dan Rujak Petis


Sumber lain: miniblog-pribadi----http://www.kompasiana.com/ajialjatimi
Jika ada puisi dengan judul  “Antara Karawang - Bekasi”….maka kali ini saya sengaja memberi judul,………”Antara Gado-Gado, Lotek, Pecel, dan Rujak Petis”…..”kagak nyambung ya Jek”…he..he, itu mah suka-suka saya dong,….lha wong saya yang punya rumah….. “PEACE”
He..he………..Ok..jangan terbawa esmosi mari sama-sama langsung saja kita ke TKP (Tempat Kuliner  Prikitiewww)
Sobat, antara gado-gado, lotek, pecel, dan rujak petis….hmmmm, bagi saya semuanya enak, semuanya saya suka….semuanya sama-sama ada unsur kacangnya……., semuanya sama-sama kaya sayur, dan pastinya semuanya sama-sama sehat n’ murah meriah “.
Oh ya…,bagi sobat yang tinggal di Jawa Tengah mungkin agak asing ya dengan kuliner yang namanya rujak petis,….begitu pula bagi sobat yang tinggal di Jawa Timur mungkin kalian asing juga dengan kuliner lotek…..keterasingan kalian terasa wajar, dan saya sempat alami juga.
Dulu waktu awal-awal kuliah saya pernah diajak teman makan saat itu saya diajak mengunjungi warung lotek paling terkenal di sekitar kampus UNS, “Warung Lotek Bu Warni namanya”. Waktu itu saya sempat bingung,….dan menggumam dalam hati “panganan opo ki, jenenge kok aneh temen”….aha ternyata setelah dimakan…wuiiiih lumayan seger juga mirip dengan rasa pecel, namun bedanya hanya pada cara pengolahan….dari sisi pengolahan lotek cenderung lebih segar dibandingkan pecel.
Kalau pecel, sambal biasanya sudah jadi, tinggal guyur pakai air hangat  dan campur-campur dengan sayur. Sedangkan lotek  cara meramu sambal kacang agak beda, dari sisi ini lotek lebih menonjolkan rasa kencur dan sedikit unsur terasi (berbeda dengan pecel yang tidak pake terasi), semua bahan bumbu pada lotek baru diulek ketika ada pelanggan yang pesen, tentunya ini beda dengan sambal pecel yang semi  instan.
Dulu di awal kuliah saya memang asing dengan makanan lotek namun sekarang justru ceritanya beda. Ketika lama saya tinggal di Solo, saya kadang pingin makan kuliner khas Jatim, yakni rujak petis. Enam tahun sudah tinggal di Solo. Belum pernah sekalipun saya melihat ada orang yang menjual rujak petis. Dan dari sini saya menyimpulkan bahwa, “mungkin” memang orang Jawa Tengah “terutama Solo” memang tidak mengenal yang namanya rujak petis. Padahal rasa kuliner ini bener-bener maknyyuuus. Perpaduan kacang, petis, lombok bawang goreng, dan sedikit irisan pisang klutuk mentah (sebagai pengental dan pemberi aroma sedikit sepat) wuiiiih benar-benar menggugah selera. Dan dari segi rasa saya lebih suka rujak petis daripada lotek.
Oh ya Sobat, lotek, pecel, dan rujak petis sudah dibahas, namun ada satu yang nggak boleh ditinggal,….ya dialah “gado-gado”.
Gado-gado seperti ketiga kuliner di atas, kesemuanya memiliki kesamaan dari segi penggunaan bumbu kacang. Hanya saja gado-gado pengolahan sambal kacang masih ditambah dengan santan, gula merah, dan beberapa lembar daun salam. Dari segi kekuatan rasa gado-gado memang cenderung lebih soft, dalam artian lebih lembut sebab penggunaan campuran santan gula merah secara otomatis sedikit mengurangi rasa pedas yang biasa kita temui pada kuliner pecel, lotek, dan rujak petis. Gado-gado pun saya rasa lebih familier bagi masyarakat indonesia berbeda dengan lotek, pecel, atau pun rujak petis.
Mungkin sedikit ini yang dapat saya share pada sobat sekalian, jika masih  penasaran silakan nyoba sendiri, dengan duit sendiri…….!!! :D
http://wisata.kompasiana.com/kuliner/2012/11/06/antara-gado-gado-lotek-pecel-dan-rujak-petis-501005.html