Rabu, 21 November 2012

Antara Gado-Gado, Lotek, Pecel, dan Rujak Petis


Sumber lain: miniblog-pribadi----http://www.kompasiana.com/ajialjatimi
Jika ada puisi dengan judul  “Antara Karawang - Bekasi”….maka kali ini saya sengaja memberi judul,………”Antara Gado-Gado, Lotek, Pecel, dan Rujak Petis”…..”kagak nyambung ya Jek”…he..he, itu mah suka-suka saya dong,….lha wong saya yang punya rumah….. “PEACE”
He..he………..Ok..jangan terbawa esmosi mari sama-sama langsung saja kita ke TKP (Tempat Kuliner  Prikitiewww)
Sobat, antara gado-gado, lotek, pecel, dan rujak petis….hmmmm, bagi saya semuanya enak, semuanya saya suka….semuanya sama-sama ada unsur kacangnya……., semuanya sama-sama kaya sayur, dan pastinya semuanya sama-sama sehat n’ murah meriah “.
Oh ya…,bagi sobat yang tinggal di Jawa Tengah mungkin agak asing ya dengan kuliner yang namanya rujak petis,….begitu pula bagi sobat yang tinggal di Jawa Timur mungkin kalian asing juga dengan kuliner lotek…..keterasingan kalian terasa wajar, dan saya sempat alami juga.
Dulu waktu awal-awal kuliah saya pernah diajak teman makan saat itu saya diajak mengunjungi warung lotek paling terkenal di sekitar kampus UNS, “Warung Lotek Bu Warni namanya”. Waktu itu saya sempat bingung,….dan menggumam dalam hati “panganan opo ki, jenenge kok aneh temen”….aha ternyata setelah dimakan…wuiiiih lumayan seger juga mirip dengan rasa pecel, namun bedanya hanya pada cara pengolahan….dari sisi pengolahan lotek cenderung lebih segar dibandingkan pecel.
Kalau pecel, sambal biasanya sudah jadi, tinggal guyur pakai air hangat  dan campur-campur dengan sayur. Sedangkan lotek  cara meramu sambal kacang agak beda, dari sisi ini lotek lebih menonjolkan rasa kencur dan sedikit unsur terasi (berbeda dengan pecel yang tidak pake terasi), semua bahan bumbu pada lotek baru diulek ketika ada pelanggan yang pesen, tentunya ini beda dengan sambal pecel yang semi  instan.
Dulu di awal kuliah saya memang asing dengan makanan lotek namun sekarang justru ceritanya beda. Ketika lama saya tinggal di Solo, saya kadang pingin makan kuliner khas Jatim, yakni rujak petis. Enam tahun sudah tinggal di Solo. Belum pernah sekalipun saya melihat ada orang yang menjual rujak petis. Dan dari sini saya menyimpulkan bahwa, “mungkin” memang orang Jawa Tengah “terutama Solo” memang tidak mengenal yang namanya rujak petis. Padahal rasa kuliner ini bener-bener maknyyuuus. Perpaduan kacang, petis, lombok bawang goreng, dan sedikit irisan pisang klutuk mentah (sebagai pengental dan pemberi aroma sedikit sepat) wuiiiih benar-benar menggugah selera. Dan dari segi rasa saya lebih suka rujak petis daripada lotek.
Oh ya Sobat, lotek, pecel, dan rujak petis sudah dibahas, namun ada satu yang nggak boleh ditinggal,….ya dialah “gado-gado”.
Gado-gado seperti ketiga kuliner di atas, kesemuanya memiliki kesamaan dari segi penggunaan bumbu kacang. Hanya saja gado-gado pengolahan sambal kacang masih ditambah dengan santan, gula merah, dan beberapa lembar daun salam. Dari segi kekuatan rasa gado-gado memang cenderung lebih soft, dalam artian lebih lembut sebab penggunaan campuran santan gula merah secara otomatis sedikit mengurangi rasa pedas yang biasa kita temui pada kuliner pecel, lotek, dan rujak petis. Gado-gado pun saya rasa lebih familier bagi masyarakat indonesia berbeda dengan lotek, pecel, atau pun rujak petis.
Mungkin sedikit ini yang dapat saya share pada sobat sekalian, jika masih  penasaran silakan nyoba sendiri, dengan duit sendiri…….!!! :D
http://wisata.kompasiana.com/kuliner/2012/11/06/antara-gado-gado-lotek-pecel-dan-rujak-petis-501005.html




Tidak ada komentar: