Sumber lain:
miniblog-pribadi----http://www.kompasiana.com/ajialjatimi
Jika ada puisi
dengan judul “Antara Karawang - Bekasi”….maka
kali ini saya sengaja memberi judul,………”Antara Gado-Gado, Lotek, Pecel, dan
Rujak Petis”…..”kagak nyambung ya Jek”…he..he, itu mah suka-suka saya
dong,….lha wong saya yang punya rumah….. “PEACE”
He..he………..Ok..jangan
terbawa esmosi mari sama-sama langsung saja kita ke TKP (Tempat Kuliner Prikitiewww)
Sobat, antara
gado-gado, lotek, pecel, dan rujak petis….hmmmm, bagi saya semuanya enak,
semuanya saya suka….semuanya sama-sama ada unsur kacangnya……., semuanya
sama-sama kaya sayur, dan pastinya semuanya sama-sama sehat n’ murah meriah “.
Oh ya…,bagi sobat
yang tinggal di Jawa Tengah mungkin agak asing ya dengan kuliner yang namanya
rujak petis,….begitu pula bagi sobat yang tinggal di Jawa Timur mungkin kalian
asing juga dengan kuliner lotek…..keterasingan kalian terasa wajar, dan saya
sempat alami juga.
Dulu waktu
awal-awal kuliah saya pernah diajak teman makan saat itu saya diajak
mengunjungi warung lotek paling terkenal di sekitar kampus UNS, “Warung Lotek
Bu Warni namanya”. Waktu itu saya sempat bingung,….dan menggumam dalam hati
“panganan opo ki, jenenge kok aneh temen”….aha ternyata setelah dimakan…wuiiiih
lumayan seger juga mirip dengan rasa pecel, namun bedanya hanya pada cara
pengolahan….dari sisi pengolahan lotek cenderung lebih segar dibandingkan
pecel.
Kalau pecel, sambal
biasanya sudah jadi, tinggal guyur pakai air hangat dan campur-campur dengan sayur. Sedangkan
lotek cara meramu sambal kacang agak
beda, dari sisi ini lotek lebih menonjolkan rasa kencur dan sedikit unsur
terasi (berbeda dengan pecel yang tidak pake terasi), semua bahan bumbu pada
lotek baru diulek ketika ada pelanggan yang pesen, tentunya ini beda dengan
sambal pecel yang semi instan.
Dulu di awal kuliah
saya memang asing dengan makanan lotek namun sekarang justru ceritanya beda.
Ketika lama saya tinggal di Solo, saya kadang pingin makan kuliner khas Jatim,
yakni rujak petis. Enam tahun sudah tinggal di Solo. Belum pernah sekalipun
saya melihat ada orang yang menjual rujak petis. Dan dari sini saya
menyimpulkan bahwa, “mungkin” memang orang Jawa Tengah “terutama Solo” memang
tidak mengenal yang namanya rujak petis. Padahal rasa kuliner ini bener-bener
maknyyuuus. Perpaduan kacang, petis, lombok bawang goreng, dan sedikit irisan
pisang klutuk mentah (sebagai pengental dan pemberi aroma sedikit sepat)
wuiiiih benar-benar menggugah selera. Dan dari segi rasa saya lebih suka rujak
petis daripada lotek.
Oh ya Sobat, lotek,
pecel, dan rujak petis sudah dibahas, namun ada satu yang nggak boleh
ditinggal,….ya dialah “gado-gado”.
Gado-gado seperti
ketiga kuliner di atas, kesemuanya memiliki kesamaan dari segi penggunaan bumbu
kacang. Hanya saja gado-gado pengolahan sambal kacang masih ditambah dengan
santan, gula merah, dan beberapa lembar daun salam. Dari segi kekuatan rasa
gado-gado memang cenderung lebih soft, dalam artian lebih lembut sebab
penggunaan campuran santan gula merah secara otomatis sedikit mengurangi rasa
pedas yang biasa kita temui pada kuliner pecel, lotek, dan rujak petis.
Gado-gado pun saya rasa lebih familier bagi masyarakat indonesia berbeda dengan
lotek, pecel, atau pun rujak petis.
Mungkin sedikit ini
yang dapat saya share pada sobat sekalian, jika masih penasaran silakan nyoba sendiri, dengan duit
sendiri…….!!! :D
http://wisata.kompasiana.com/kuliner/2012/11/06/antara-gado-gado-lotek-pecel-dan-rujak-petis-501005.html
http://wisata.kompasiana.com/kuliner/2012/11/06/antara-gado-gado-lotek-pecel-dan-rujak-petis-501005.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar