Senin, 08 Agustus 2011

" Serba-serbi Mengenai Paragraf "

A. Pengertian Paragraf
  • Paragraf adalah suatu kesatuan pikiran yang lebih luas daripada kalimat.
  • Paragraf merupakan kumpulan kalimat yang saling bertalian satu dengan yang lain dan membentuk gagasan utuh.
B. Ciri-ciri Paragraf yang Baik
  1. Kelengkapan : paragraf yang baik adalah paragraf yang lengkap. Artinya, di dalam paragraf tersebut harus tercakup seluruh penjelasan tentang gagasan utama. Contoh: Batik kreasi baru bermunculan saat ini Pala-pola batik kreasi baru ini tidak terikat oleh ketentuan-ketentuan seperti batik klasik. Batik bkreasi baru berpola bebas. Polanya dapat diambil dari seni primitif, bentuk alam, atau kesenian daerah. (Sumber: Batik dan jumputan--dikutip dari Intisari Bahasa Indonesia, 2011, terbitan Intan Pariwara). Paragraf tersebut di atas menjelaskan batik kreasi baru. Informasi tentang batik kreasi baru itu dijelaskan melalui kalimat kedua sampai kalimat keempat pada paragraf tersebut. Ketiga kalimat tersebut merupakan gagasan penjelas atau gagasan pengembang
  2. Kesatuan : Paragraf yang baik terfokus pada gagasan utama. Gagasan-gagasan lain yang terdapat dalam paragraf hanya sekadar menjelaskan atau mendukung gagasan utama. Gagasan utama tertuang dalam kalimat topik sedangkan gagasan gagasan penjelas atau pengembang tertuang dalam kaliamt penjelas atau pengembang. Pada contoh paragraf di atas, gagasan utamanya adalah kalimat pertama. Selanjutnya, kalimat kedua, ketiga, dan keempat merupakan gagasan penjelas atau pengembang. Ketiga kalimat tersebut menjelaskan batik kreasi baru. 
  3. Kepaduan: Kepadun paragraf berhubungan dengan keterkaitan yang logis antara kalimat-kalimat yang menginformasikan gagasan dalam paragraf tersebut. Kepaduan paragraf tersebut. Kepaduan paragraf ini akan sangat membantu pembaca memahami maksud penulis secara setahap demi setahap.Dengan kepaduan, paragraf terhindar dai kemungkinan terjadinya "lompatan pemikiran" dalam memahaminya. Secara mendasar prinsip kepaduan menuntut adanya pengembangan informasi bersifat tepat. Ketepatan pengembangan informasi itu ditentukan oleh empat kriteria sebagai berikut:
  • Pemakaian kata ganti ia,-nya, mereka, dan sebaganya. Contoh : Maya anak Pak Karto. Sekarang ia kelas III SMP.Setiap pagi teman-temannya selalu menghampirinya. Mereka berangkat dan pulang bersama-sama.
  • Pemakaian  kata tunjuk itu, ini, tersebut, dan sebagainya. Contoh: Setelah Kang Rahmat turun dari arena, suasananya bertambah semarak. Tepuk sorak para penonton bersahutan tak henti-hentinya. Kang Rahmat mendekati seorang petinju untuk mengibangi gerakannya yang lincah. Gerakannya yang lincah, dan lucu.Itulah yang membuat para penonton terpesona.
  •  Pemakaian Repetisi atau pengulangan kata-kata pokok. Contoh: Pak Agus adalah seorang yang dermawan. Kedermawanan Pak Agus terlihat dari kesediannya membantu anak terlantar yang ada di kampungnya.
  • Pemakaian kata-kata transisi/konjungsi/penghubung (di samping, dengan kata lain, akan tetapi, oleh sebab itu, dan sebagainya). Fungsi dari kata transisi/konjungsi/penghubung adalah untuk menhubungkan kata dengan kata, kelompok kata dengan kelompok kata (frase), kalimat dengan kalimat, dan paragraf dengan paragraf. Contoh: Aldi dilahirkan dari keluarga yang mampu secara finansial. Akan tetapi batinnya tidak merasa bahagia dengan limpahan harta yang dimilikinya. Contoh kata taransisi/konjungsi/penghubung sangatlah banyak, Insya Allah akan saya bahas di postingan yang akan datang.
 4. Keruntutan: Paragraf yang baik menggunakan alur pemaparan atau pengembangan informasi yang runtut.
Pembahasan mengenai jenis-jenis paragraf, pengertian mengenai gagasan utama dan gagasan penjelas akan dibahas di postingan berikutnya.


Tidak ada komentar: