Senin, 31 Oktober 2011

Waktu Dapatkah disingkat....?


“Untuk mempersingkat waktu, marilah kita lanjutkan pada acara keempat” 
            Sering kali kita dengarkan seorang  pembawa acara atau MC mengucapkan “untuk mempersingkat waktu, marilah kita lanjutkan pada acara keempat”.  Apabila dilihat sepintas maka makna ucapan tersebut terkesan ganjil, sebab secara kaidah penalaran ungkapan tersebut terasa aneh. Mengapa demikian?
            Kesalahan pada ungkapan, “untuk mempersingkat waktu, marilah kita lanjutkan pada acara keempat” adalah penggunaan kelompok kata mempersingkat waktu. Apakah betul waktu dapat dipersingkat? Waktu tidak dapat diringkas karena rentan waktu sehari semalam sudah pasti, yakni jumlahnya 24 jam; satu jam sama dengan 60 menit; satu menit sama dengan 60 detik.  Lalu bagaimana seharusnya?
            Sikap yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kalimat tersebut ialah dengan mengganti kelompok kata untuk mempersingkat waktu dengan mengefektifkan waktu. Sebagai ilustrasi, ada sebuah acara pertemuan semula direncanakan berlangsung dua jam. Namun, karena berhubung cuaca mendung pertanda akan hujan, acara-acara pertemuan pun dipercepat. Akibatnya, acara yang seharusnya berlangsung selama dua jam diefektifkan menjadi satu jam. Jadi, perbaikan kalimat menjadi “untuk mengefektifkan waktu, kita lanjutkan pada acara keempat.
            Demikanlah sebagian contoh dari sedikit analisis kesalahan berbahasa . Seharusnya kalimat yang diucapkan atau yang dituliskan haruslah kalimat yang benar dan logis/bernalar. Artinya, kalimat tersebut harus dilandasi suatu pemikiran yang jernih, harus ditunjang oleh bahan bukti atau data yang benar. Sebaliknya, jika kalimat yang diucapkan berawal dari pemikiran yang kusut atau alasan rancu, kalimat yang lahir adalah kalimat yang salah nalar; kalimat yang salah nalar adalah kalimat yang tidak logis.

Jika COPAS harap sertakan sumber.....

Tidak ada komentar: