Sabtu, 12 Januari 2013

Ternyata Bleng = Boraks

Hari Aji al Jatimi

Sumber: tulisan pribadi


Bagi saya orang yang asli jawa, makanan semisal cenil, ongol-ongol, lopis, gendar, kerupuk gendar/puli (baca:kerupuk beras) merupakan makanan yang tidak asing.Di pasar tradisional pun makanan tersebut sangat mudah kita dapatkan dengan harga murah meriah. Jujur sobat, walaupun manakan macam cenil, ongol-ongol, gatot, lopis, gendar/puli, kerupuk gendar/puli (baca: kerupuk nasi) adalah makanan ndeso (desa) namun jangan salah rasanya ternyata wuiih, he..he.

13566041171051230780Sobat, kali ini topik yang saya angkat bukanlah mengenai detail resep kuliner tersebut, namun lebih ke penggunaan “boraks” di dalam makanan-makanan semacam cenil, ongol-ongol, gendar/puli,maupun kerupuk gendar/puli (baca kerupuk beras).

Kalau orang mendengar kata “boraks” di dalam makanannya maka ramai-ramai mereka akan mengatakan “saya tak mau makan makanan yang mengandung bahan berbahaya”, namun ketika borak berganti nama menjadi “bleng”, maka orang lebih nyaman memakannya padahal keduanya merupakan dua benda yang sama, baik bahan maupun efek negatifnya.

Fakta ini bukan omong kosong yang sengaja saya munculkan, namun fakta ini lebih ke fenomena yang saya tangkap dari pernyataan beberapa saudara.

Ceritanya suatu saat ada saudara yang membuat makanan gendar, yang sengaja akan dibuat menjadi krupuk gendar (kerupuk nasi), dan ketika saya tanyakan bahan apa yang mereka gunakan mereka menjawab bahan yang mereka gunakan salah satunya adalah “bleng”. Sebenarnya nama “bleng” adalah nama yang saya rasa tidak asing di telinga. Sejak dari kecil nenek ketika membuat gendar, maupun krupuk gendar selalu mencampurkan bahan yang namanya “bleng”
13566045031914807359
kerupuk gendar/puli/nasi

Dan sedikit bocoran beberapa saudara yang pernah praktik dengan bleng,  ternyata  fungsi lain dari “bleng” antara lain untuk membuat sayur agar cepak empuk dan tampak hijau segar, maupun untuk membuat lontong lebih keras, selain itu digunakan pula untuk bahan campuran cenil, ongol-ongol, gatot, lopis,  (sebagai bahan pengawet dan pengeras/pengenyal).

Sobat, bahaya boraks bagi kesehatan tak diragukan lagi namun ketidaktahuan masyarakat tentang hakikat “boraks=bleng” tampaknya perlu menjadi perhatian. Sebab dari pengalaman saja, ternyata banyak dari masyarakat yang jelas-jelas tidak mengetahui kalau “boraks” sama dengan “bleng”. Ironis memang, namun ini nyata..he..he..he :)

Wallahu’alam
Ngawi, 27 Desember 2012

2 komentar:

To Learn Information and Communication mengatakan...

posting bagus pak Aji....maju terus Bahasa Indonesia.....

Hari Aji R. P. mengatakan...

trims Pak Gio,....mohon bantuannya....!!