Sabtu, 14 November 2015

Kesalahan Penalaran Berbahasa Lingkungan Sekolah

Kesalahan penalaran berbahasa dalam memaknai suatu ujaran bisa jadi merupakan suatu bentuk kesalahan yang seringkali mendapatkan toleransi. Kesalahan penalaran  secara tersirat dimaknai sebagai suatu bentuk ekspresi berbahasa yang dimaklumi karena mayoritas pemakai bahasa menyetujuai secara konvensi sebagai bentuk ekspresi yang benar. Namun benarkah demikian?

Definisi Kesalahan Penalaran
Penalaran adalah suatu proses berpikir yang dilakukan manusia  untuk mengkorelasikan data dan fakta yang ada  sehingga  sampai  pada  titik kesimpulan, juga bisa merupakan gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat. Kesalahan penalaran dapat terjadi di dalam proses berpikir untuk mengambil keputusan. Hal ini terjadi karena ada kesalahan pada cara penarikan kesimpulan. Dalam proses berpikir sering sekali kita keliru menafsirkan atau menarik kesimpulan, kekeliruan ini dapat terjadi karena faktor emosional, kesalahan karena gagasan, struktur kalimat, kecerobohan, atau ketidaktahuan.

Sebagai contoh:

Di lingkungan sekolah, kita tak asing dengan ungkapan "pulang pagi" untuk mengekspresikan kegembiraan sekelompok siswa yang mendengar informasi bahwa jam pulang sekolah akan dimajukan. Namun penggunaan ungkapan "pulang pagi" kurang tepat apabila dilihat secara makna.

Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut :
Di saat jam menunjukan tepat pukul 12.15 tiba-tiba ada seorang siswa yang tiba menyeletuk ketika guru mapel Bahasa Indonesia sedang menerangkan materi.
"Pak nanti benar pulang pagi ya?"
Sontak mendengar pernyataan sang siswa, guru pun menjawab.
"Oke,....kalau benar kamu mau pulang pagi, saya malah kasihan dengan kamu.......apakah kamu sudah izin dengan ortu mu kalau kamu mau menginap di sekolah, dan sudahkah kamu mempersiapkan bekal?"

Melihat Tinjauan Kebahasaan

Ungkapan pulang pagi kurang dapat diterima secara kaidah penalaran berbahasa. Sebab secara konteks (situasi dan kondisi) ungkapan tersebut bertolak belakang dengan fakta yang terjadi. Dari fakta yang terlihat, ekspresi berbahasa dengan ungakapan "pulang pagi, kurang pas apabila dikorelasikan dengan kondisi waktu yang menunjukkan siang hari.

Penggunaan ungkapan ini menurut hemat penulis sebaiknya diganti dengan ungkapan "pulang awal" atau "pulang lebih cepat."

Bentuk lain yang tentunya juga perlu diperhatikan adalah penggunaan ungkapan "bangun kesiangan" untuk mengekspresikan situasi ketika siswa terlambat masuk sekolah. Padahal jika melihat konteks waktu, hari masih menunjukkan pagi hari.


                  


Tidak ada komentar: