Jumat, 20 November 2015

Ciri-Ciri Paragraf yang Baik

Sebuah paragraf yang baik sediknya memiliki tiga sifat, sehingga dengannya suatu karangan bisa enak dibaca dan mudah dipahami oleh pembaca. Pertama, paragraf harus memiliki kesatuan gagasan, artinya uraiannya terpusat hanya pada satu gagasan saja. Kedua, paragraf harus memiliki kesetalian, artinya adanya hubungan antara kalimat yang berupa gagasan utama dengan kalimat yang berupa penjelas. Ketiga paragraf harus memiliki kelogisan (isi yang memadai), yakni memiliki rincian yang terpilih dengan patut sebagai pendukung gagasan utama.


A. Kesatuan Gagasan Paragraf

Untuk membentuk kesatuan gagasan, sebuah paragraf yang baik disyaratkan hanya mengandung satu gagasan saja, yang dinyatakan dalam kalimat utama. Sementara itu kalimat-kalimat penjelas yang dikembangkan dari pikiran-pikiran penjelas harus mendukung kalimat utama.

Contoh : Handphone adalah salah satu gadget yang sangat dibutuhkan manusia modern. Banyak manusia modern merasa tidak bisa hidup tanpa handphone. Mereka selalu membawa handphone kemanapun mereka pergi. Saat handphone tidak berfungsi, maunusia modern merasa tidak berdaya. Janji pada klien atau kerabat akan menjadi repot. Padahal, jika flash back, manusia sebelum adanya handphone pun merasa baik-baik saja.

B. Kesetalian Kalimat

Hubungan kesetalian kalimat dapat dibentuk dengan cara-cara sebagai berikut:

1. Penggunaan Konjungsi (kata hubung)
Manusia adalah makhluk social yang selalu butuh bantuan orang lain untuk membantu hidupnya. Dengan demikian, tak elok rasanya jika masing-masing individu menyombongkan diri di hadapan sesamanya.

2. Pengulangan Kata atau Frase
Minyak bumi adalah sumber energi yang tidak bisa diperbarui. Minyak bumi lama kelamaan akan habis seiring dengan ekploitasi yang dilakukan oleh menusia.

3. Penggunaan Kata Ganti (pronominal)
Banyak manusia modern merasa tidak bisa hidup tanpa handphone. Mereka selalu membawa handphone kemanapun mereka pergi.

C. Kelogisan
Kelogisan dalam sebuah paragraf terletak pada sinkronisasi antara satu kalimat dengan kalimat yang lain. Sebagai contoh, apabila di awal paragraf di jelaskan tentang tema minyak bumi, maka kalimat setelahnya akan terasa tidak logis jika tiba-tiba membahas mengenai dampak badai gurun.

Contoh: Cadangan minyak bumi di Indonesia sekarang ini mulai habis dikeruk oleh kapitalis-kapitalis asing. Hal ini menyebabkan badai gurun semakin parah mendera warga. (bentuk tidak logis)

* Seharusnya

Cadangan minyak bumi di Indonesia sekarang ini mulai habis dikeruk oleh kapitalis-kapitalis asing. Hal ini menyebabkan sepuluh tahun ke depan Indonesia diprediksi  menjadi sebagai salah satu nagara pengimpor minyak bumi terbesar di dunia. (logis)




Tidak ada komentar: